Catatan kaki adalah daftar keterangan khusus yang ditulis di bagian bawah setiap lembaran atau akhir bab karangan ilmiah. Catatan kaki biasa digunakan untuk memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan sumber kutipan atau sebagai pedoman penyusunan daftar bacaan/ bibliografi.
contoh catatan kaki:
- 1 Sidi Gazalba, Maut: Batas Kebudayaan dan Agama (Jakarta: Penerbit Tintamas Indonesia, 1972), 100
- 2. Ibid., 150
- 3 Soerjono Soekanto, “Tanggung Jawab Perdata dan Pembantu Dokter,” Kompas, 12 November 1981.
- 4 Sidi Gazalba, Op.Cit., 200
- 5 Loc. Cit.
- Catatan kaki pertama, buku bersangkutan baru pertama kali dikutip, dan kutipan itu diambil di halaman 100.
- ibid. = ibidem — buku dan pengarang yang sama, artinya halaman 150 dan karya yang sama pada nomor satu. lni dilakukan bila buku pada catatan kaki pertama perlu dikutip lagi di halaman 150- nya (catatan kaki kedua).
- Jika sesudah itu karangan lain perlu dikutip, maka perlu dibuat catatan kaki selengkapnya seperti catatan kaki pertama.
- Jika kemudian buku dalam catatan kaki pertama perlu dikutip lagi, maka catatan kaki perlu dibuat seperti catatan kaki keempat.
- Op.Cit., hlm.200. artinya Opus Citatum, yakni halaman 200 dari sebuah buku/karya yang telah dikutip sebelumnya (dalam hal ini bukunya Sidi Gazaiba).
- Bila kutipan yang menyusul kemudian diambil dari karya dan halaman yang sama seperti pada kutipan terakhir (catatan kaki yang keempat), maka catatan kakinya cukup disingkat dengan Loc.Cit. (Loco Citato), artinya di kutip di tempat yang sama.
pengertian kutipan:
Kutipan adalah suatu kata yang mungkin semua orang belum tahu apa maksudnya. Kutipan juga merupakan suatu gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
contoh kutipan:
1. Kutipan
langsung
(1). Kurang dari empat baris
Konteks
berarti yang bersamaan dengan teks, yaitu benda-benda atau hal-hal yang beserta
teks dan menjadi lingkungan teks. Konteks wacana adalah aspek intenal wacana dan segala sesuatu yang secara eksternal
melingkupi sebuah wacana (Sumarlam, 2003:47).
(2). Lebih dari empat baris
Dalam berkomunikasi terjadi peristiwa komunikasi.
Berkaitan dengan hal tersebut pragmatik sebagai studi yang berkaitan dengan
penggunaan bahasa memiliki tiga konsep dasar yang harus dikaji, yaitu:
Pertama, tindak tutur komunikatif sebagai wujud
actual penggunaan bahasa. Dalam tindakan komunikatif ini ada beberapa tindak
bahasa, yaitu menyela, mengundang, menyuruh, mengharap, memerintah, dan
lain-lain.
Kedua, peristiwa komunikatif, yatu satu unit
peristiwa bahasa yang mempunyai keragaman, keutuhan, dan kesatuan atas
seperangkat komponen komunikasi.
Ketiga, situasi komunikatif, yaitu konteks yang
meingkupi terjadinya peristiwa komunikatif atau konteks pada saat peristiwa
komunikatif terjadi (Suyono, 1990:18).
2. Kutipan tidak langsung
Konteks
berarti yang bersamaan dengan teks, yaitu benda-benda atau hal-hal yang beserta
teks dan menjadi lingkungan teks. Senada dengan hal tersebut, Sumarlam
(2003:47) menyatakan bahwa Konteks wacana adalah aspek intenal wacana dan segala sesuatu yang secara eksternal
melingkupi sebuah wacana.
No comments:
Post a Comment